SELAMAT DATANG DI BLOG MEDIA PEMBELAJARAN

Resensi Buku



NAMA            : NUR ALAM MAHRUF
NIM                 : 102514007
PRODI           : PENDIDIDKAN  TEKNIK  ELEKTRONIKA
Resensi Buku Model Pembelajaran
Menciptakan Proses Belajar Mengajar Yang Kreatif Dan Efktif
I.          Identitas Buku

Judul Buku          :     Menciptakan Proses BelajarMengajar Yang Kreatif dan efektif
Penulis                :     Prof.Dr.Hamzah B.Uno, M.Pd.
Penerbit              :     PT Bumi Aksara
Cetakan              :     2012 (ke 9)
Jumlah Halaman  :     229
  II.          Isi Buku
A.    Bab 1 Strategi Pembelajaran
1.      Model pembelajaran tidak langsung (non-directive teachng) menekankan pada upaya memfasilitasi belajar. Tujuan utamanya adalah membantu siswa dalam mencapai integrasi pribadi, efektivitas pribadi, dan penghargaan terhadap dirinya secara realitas.
2.      Prosedur pembelajaran pengajaran tidak langsung terdiri dari lima tahap yaitu:
a.       Tahap 1 : membatasi situasi masalah yang dihadapi siswa,
b.      Tahap 2 : menggali permasalahan,
c.       Tahap 3 : mengembangkan pemahaman akan situasi masalah,
d.      Tahap 4 : perencanaan dan pengambilan keputusan,
e.       Tahap 5 : integrasi.
3.      Model pembelajaran pengajaran tidak langsung (tanpa menggurui) bias digunakan untuk beberapa situasi masalah, baik masalah pribadi, sosial maupun akademik.
4.      Model pembelajaran pelatihan kesadaran (awareness training) didesain untuk mengembangkan perkembangan interpersonal. Tujuannnya adalah untuk meningkatkan pemahaman diri dan kesadaran akan prilaku diri sendiri dan perilaku orang lain sehingga dapat membantu siswa mengembangkan perkembangan pribadi dan sosialnya.
5.      Prosedur pembelajaran pelatihan hanya meliputi dua tahap, yaitu
a.       Tahap 1 : menyampaikan tugas dan menyampaikannya,
b.      Tahap 2 : mendiskusikan atau menganalisis tahap 1.
6.      Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran pelatihan kesadaran dapat meningkatkan perkembangan emosi.
7.      Model pembelajaran pertemuan (diskusi kelas) adalah model pembelajaran yang ditunjukkan untuk membangun suatu kelompok sosial yang saling menyayangi, menghargai, mempunyai disiplin diri, dan komitmen untuk berprilaku positif.

B.     Bab 2 Model Pembelajaran Sosial
1.      Bermain peran sebagai suatu model pembelajaran bertujuan untuk membantu siswa menemukan makna diri (jati diri) didalam lingkungan sosial dan memecahkan dilema\ dalam bantuan kelompok. Artinya, melalui bermain peran siswa belajar menggunakan konsep peran, menyadari adanya peran – peran yang berbeda dan memikirkan prilaku dirinyadan prilaku orang lain.
2.      Prosdur bermin peran terdiri dari Sembilan langkah: (1) pemanasan ()warming up), (2) memilih partisipan, (3) menyiapkan pengamat (observer), (4) menata panggung, (5) memainkan peran (manggung), (6) diskusi dan evaluasi, (7) memainkan peran ulang (manggung ulang), (8) diskusi dan evaluasi kedua, (9) berbagi pengalaman dan kesimpulan.
3.      Proses bermain peran ini dapat memberikan contoh tentang prilaku manusia dan berguna sebagai sarana bagi siswa untuk: (1) menggali perasaannya, (2) memperoleh inspirasi dan pemahaman yang berpengaruh tehadap sikap, nilai, dan persepinya, (3) mengemangkan keterampilan dlam memecahkan masalah, dan (4) mendalami mata pelajaran dengan berbagai cara.
4.      Terdapat empat prinsip yang harus dipegang oleh guru/fasilitator dalam simulasi yaitu: (1) eksplanation, (2) refereeing, (3) coaching, dan (4) debriefing.
5.      Permainan simulasi dapat merangsang berbagai bentuk belajar, seperti belajar tentang persaingan (kompetisis), kerja sama, empati, system sosial,konsep keterampilan, kemampuan berpikir kritis, pengambilan keputusan, dan lain- lain.
6.      Model pembelajaran telaah yurisprudensi ditunjukkan untuk membantu siswa belajar berpikir secara sistematis tentang isu – isu yang sedang terjadi dimsyarakat.
7.      Prosedur pembelajaran telaah yurisprudensi terdiri atas enam langkah, yaitu (1) orientasi terhadap kasus, (2) mengidentifikasi isu, (3) pengambilan posisi (sikap), (4) menggali argumentasi untuk mendukung posisi(sikap), yang telah diambil, (5) mempelajari ulang dan memperkuat posisi (sikap), dan (6) menguji asumsi tentang fakta, defenisi dan konsekuensi.

C.     Bab 3 Model Pembelajaran Jarak Jauh
Meskipunteknologi merupakan bagian integral dari pendidikan jarak jauh, namun program pendidikan harus fokus pada kebutuhan instraksional mahasiswa daripada teknologinya sendiri. Selain itu perlu juga memperhatikan umur, kultur, latar belakang sosioekonomi, interes, pengalaman, level pendidikan, dan terbiasa atau tidaknya dengan metode pendidikan jarak jauh. Faktor yang penting dalam sistem pembelajara jarak jauh adalah perhatian, percaya diri dosen, pengalaman, mudah menggunakan alat, dan menjalin interaksi dengan mahasiswa.
Pada pembangunan sistem perlu  perlu memperhatikan desain dan pengembangan sistem, interactivity, active learning, visual imagery, dan komunikasi yang efektif.
1        Desain dan pengembangan sistem. Pengembangan instruksional untuk pendidikan jarak  jauh terdiri dari tahap perencanaan, pengembangan, evaluasi dan revisi. Dalam mendesain instruksional pendidikan jarak jauh yang efektif, harus memperhatikan tujuan, kebutuhan, dan karakteristik dosen dan mahasiswa, serta  kebutuhan isi dan hambatan teknis yang mungkin terjadi. Revisi dilakukan berdasarkan masukan dari instruktur pembuat isi, dan mahasiswa selama dalam proses berjalan.
2        Interactivity. Keberhasilan sistem pendidikan jarak jauh antara lain ditentukan oleh adanya interaksi antara dosen dan mahasiswa dan lingkungan pendidikan, dan antara mahasiswa dan mahasiswa.
3        Active learning. Partisipasi aktif peserta pendidikan jarak jauh mempengaruhi bagaimana mereka berhubungan dengan materi yang akan mereka pelajari.
4        Visual imagery. Pembelajaran melalui televisi dapat memotivasi dan merangsang keinginan dalam proses pembelajaran. Narun, jangan sampai terjadi distorsi karena adanya hiburan. Harus ada penyeleksian antara informasi yang tidak berguna dengan yang berkualitas, menentukan mana yang layak dan mana yang tidak, mengidentifikasi penyimpangan, membedakan fakta dari yang bukan fakta, dan mengerti bagaimana teknologi dapat memberika informasi yang berkualitas.
5        Komunikasi yang efektif. Desain instruksional dimulai dengan mengerti harapan pemakai, dan mengenalmereka sebagai individu yang mempunyai pandangan berbeda dengan perancang sistem. Dengan memahami keinginan pemakai maka dapat dibangun suatu komunikasi yang efektif.
D.    Bab 4 Manajemen Diri Dalam Pembelajaran
Manajemen diri secara umum terdiri dari tiga langkah utama yaitu menentukan tujuan, memonitor dan mengevaluasi kemajuan dan memberikan penguatan diri, apabila tujuan pendidikan adalah untuk menghasilkan orang – orang yang mampu mendidik dirinya maka siswa harus mengatur hidupnya dengan tujuan sendiri, memonitor dan mengevaluasi prilaku dan menyediakan penguatan untuk dirinya sebdiri
Menurut Adler, usaha orang untuk unggul dalam persaingan hidup sangat ditentukan oleh tujuan fiktif yang telah diadopsi. Adler meyakini bahwa tujuan fiktif yang baik adalah tujuan fiktif yang detentukan sendiri. Tujuan fiktif akan disusun oleh orang yang bersangkutan berdasarkan kreatifitas dirinya sehingga tujuan tersebut menjadi unik bagi setiap orang. Subjektivitas dalam penyusunan tujuan fiktif berpengaruh sangat signifikan. Apabila tujuan telah diketahui maka kehidupan akan lebih berarti.
Dengan adanya manajemen diri dalam pembelajaran, siswa dapat bertanggung jawab pada dirinya sehingga tidak perlu selalu dibimbing. Menjadikan peserta didik lebih mandiri dan kreatif sesuai tujuan yang beriorentasi pada tugas harus didorong untuk dikembangkan sendiri oleh peserta didik yang bersangkutan sesuai dengan cara belajarnya.


E.     Bab 5 Model Pembelajaran Orang Dewasa (POD)
Belajar pada hakikatnya merupakan kegiatan yang dilakukan secara sadaruntuk menghasilkan suatu perubahan, menyangkut pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai – nilai. Dalam mempertahankan kehidupannya, manusia harus mempunyai bakal kecakapan hidup (skill of life), yang dapat diperoleh dari berbagai belajar, seperti belajar untuk mengetahui (learning to know), belajar untuk melakukan (learning to do), belajar untuk menjaga diri sendiri (learning to be my self) dan belajar untuk hidup bersama (learning to life together).
Strategi pembelajaran orang dewasa mengandung komponen sebagai berikut: urutan kegiatan pembelajaran, metode pembelajaran, media pembelajaran dan waktu pembelajaran. Dalam pembelajaran orang dewasa ketika memasuki kegiatan pembelajaran mereka membawa pengalaman – pengalaman yang berbeda dari setiap individu. Oleh karena itu pendektan dalam pembelajaran orang dewasa yaitu strategi pembelajaran individu yang mengutamakan teknik menggali pengalaman para peserta didik melalui diskusi, simulasi, studi banding dan lain –lain.

F.      Bab 6 Perlukah Kompetensi Dalam Mendesain Pembelajaran
Menurut spencer hakikat kompetensi adalah sebagai karakteristik yang menonjol dari seorang individu yang berhubungan dengan kinerja efektif dan superior dalam suatu pekerjaan atau situasi. Spencer membagi atas lima karakteristik kompetensi yaitu:
1.      Motif, sesuatu yang orang pikirkan dan inginkan yang menyebabkan sesuatu.
2.      Sifat, karakteristik tanggapan konsisten terhadap situasi atau informasi.
3.      Konsep diri, sikap, nilai dan image diri seseorang.
4.      Pengetahuan, informasi yang dimiliki dalam bidang tertentu.
5.      Keterampilan, kemampuan untuk melakukan tugas – tugas yang berkaitan denagan fisik dan mental.
Adapun perencanaan desain yang ditetapkan oleh Dick dan Carey yaitu mengidentifikasi tujuan umum pembelajaran, melakukan analisis pembelajaran, mengidentifikasi tingkalaku dan karakteristik siswa, merumuskan tujuan performasi serta mengembangkan butir – butir acuan patokan, mengembangkan strategi pembelajaran mengembangkan dan memilih materi, mendesain dan mengevaluasi formatif, merevisi bahan pengajaran, dan mendesain dan melaksanakan evaluasi sumatif. Kompetensi seorang guru merupakangambaran dari prilakunya dimana seorang pendidik memberikan yang terbaik bagi peserta didik, seorang pendidik harus bias menguasai materi serta dapat mengontrol emosi sehingga siswa dapat memahami apa yang disampaikan.
G.    Bab 7 Model Pembelajaran Elaborasi Dan Buku Teks Suatu Terapan Dalam Belajar Matematika
Ada tujuh prinsip yang dikembangkan dalam strategi pembelajaran model elaborasi yaitu:
1.      Penyajian kerangka isi
2.      Elaborasi secara bertahap
3.      Bagian terpenting dibagikan pertama kali
4.      Cakupan optimal
5.      Penyajian pensintesis secara bertahap
6.      Penyajian jenis pentintesis
7.      Tahapan pemberian rangkuman


H.    Bab 8 Perbaikan Kualitas Pembelajaran Melalui Pembinaan Tenaga Pengajar
Menurut Gagne dan Briggs bahwa dalam strategi pembelajaran memuat sembilan urutan kegiatan yang dilakukan meliputi: memberikan motivasi/menarik perhatian, menjelaskan tujuan pembelajaran kepada siswa, mengingatkan kompetensi prasyarat prasyarat memberikan stimulus, memberikan petunjuk belajar, menimbulkan penampilan mahasiswa, memberikan umpan balik, menilai penampilan dan menyimpulkan.

I.       Bab 9 Model Pembelajaran Ketrampilan (Suatu Penerapan Pada Belajar Praktik Permesinan)
Teori belajar praktek sebenarnya tidak berbeda dengan teori belajar pada umumnya. Namun teori belajar praktek memiliki kekhususan karena dapat diukur melalui obserpasi dan konotasi belajar praktek adalah keterampilan.
Tujuan dalam domain psikomotor harusnya menjadi perhatian para guru termasuk dalam bidang seni, pendidikan teknis kejuruan dan pendidikan khusus. Belajar dalam bidang psikomotor berarti mengembangkan suatu kemampuan kinerja tertentu.
Ø  Kelebihan Buku
1.      Membahas macam – macam model pembelajaran yang dapat diambil sebagai pertimbangan sebagai model pengajaran dalam mengajar
2.      Pada akhir bab terdapat rangkuman yang dapat mempermudah dalam memahami isi buku
Ø  Kekurangan Buku
1.      Model – model pembelajaran yang dibahas masih terbatas
2.      Tidak semua akhir bab dilengkapi dengan rangkuman

 III.            Kesimpulan
Macam – macam  model pembelajaran perlu untuk meningkatkan mutu didalam  strategi pembelajaran untuk menghasilkan proses pembelajaran yang kreatif dan efektif, sangat perlu untuk membangkitkan perhatian siswa  agar dapat mengkondisikan kelas , semakin kaya dengan inovasi strategi  pengajaran maka siswa akan selalu konsetrasi pada pelajaran yang di hadapi .


1 komentar:

Unknown mengatakan...

kk mw tnya... klw 2 model pmblajaran yang searah tu kyak gmn ya ??

Posting Komentar

Back to Top
animasi blog